Asiyah

SANG PENATAP MATAHARI adalah sekilas cerita kehidupan seorang MGY dimulai dari sejak dalam kandungan hingga dewasa, bisa dikatakan bahwa sub-sub judul ini adalah beberapa moment paling berkesan dan paling menginspirasi dalam hidup penulisnya, MGY. Bagi orang-orang yang mencari makna hidup, novel ini dapat mereka jadikan bahan perenungan dan pengayaan referensi "Sekolah Besar Bernama Kehidupan".

MGY sosok manusia yang selalu berupaya menjaga kesuciannya demi memperoleh cita-cita akhir hidup yang baik dan berharap kelak menemui Zat yg menciptakannya dalam kondisi membahagiakan dan dapat memberikan syafa'at pada orang- orang yang disayanginya kelak. Tindakannya melawan bully terhadap teman perempuannya semasa SD, perlawanan terhadap kecurangan para mahasiswa pascasarjana, sikap menjauhi 'kecentilan seorang Cindy' merupakan beberapa contoh sikap menjaga kesucian yang saya maksudkan di atas.

Memang seperti itulah MGY, boleh dikatakan bahwa itu adalah sikap - sikap yang orang lain mungkin bersikap 'masa bodoh, hidup hanya sekali, enjoy your life', begitu kira-kira ungkapannya.

MGY meyakini, sekali berbuat dosa kecil dan tidak berusaha merubah diri, maka kamu akan punya feeling 'nggak apa apalah sesekali', lama kelamaan tanpa sadar telah terakumulasi dan menjadi habit/kebiasaan dalam hidup.

Saya bersyukur telah disetting Allah SWT untuk pernah menjadi bagian dari perjalanan hidup MGY, terima kasih tak terkira pada MGY atas semua.

Semua? Ya semuanya... kasih sayang seorang pasangan hidup, bimbingan bagai seorang kakak, arahan dan nasehat bagai seorang ayah, mentor dan pembimbing thesis, pengayom keluarga, pemberi tauladan sikap baik dan istiqomah.

Keteguhan hati MGY mempertahankan prinsip memberikan makanan halal pada keluarganya dan sikap istiqomah bekerja berada pada jalur mengupayakan ridho Allah SWT khususnya di industri ekonomi syariah telah menampakkan hasil, meskipun dahulu diwarnai dengan berbagai tantangan, seperti.. sikap under estimate keluarganya karena sering gonta ganti pekerjaan (saya sangat bisa merasakan kesedihannya kala itu), sikutan dari kolega kerja yang tidak sejalan pemikirannya, bahkan fitnahan, tetapi MGY terus berjalan dan teguh dengan prinsipnya.

Saya berdoa tulus semoga MGY akan selalu menjadi inspirasi banyak orang, anak asuh kami Rahimah Rahmah Elyunusyah, bahkan anak laki-laki saya kelak, InsyaAllah.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh.

Ttd.
Asiyah Ma'ruf/Asmilia Makmur