1

Morocco – Al Maghrib: Persahabatan, Diplomasi Ekonomi & Politik

2013-04-20 11.37.56Maroko adalah negara kerajaan berkonstitusi Islam yang eksotis karena bahasa dan budaya serta penduduknya bercampur dalam esensi Arab dan Eropa terutama Perancis & Spanyol. Kisaran jumlah penduduknya yang sekitar 40 jutaan dengan berbagai macam etnis dan ras Eropa bercampur Timur Tengah & Afrika Utara, kelas ekonomi masyarakatnya yang menumpuk di kelas menengah dan menengah ke bawah serta ekonominya dengan titik berat sektor komoditas tradisional kerajinan rumah tangga & industri manufaktur fosfat, merupakan hal yang menjadikan negara ini menjadi tujuan pariwisata masyarakat Eropa, Amerika & belahan dunia lainnya. Turis mancanegara yang datang ke Maroko setiap tahunnya mencapai angka 40 jutaan juga, sama banyaknya dengan kisaran jumlah penduduknya.

Maroko berupaya untuk menjadi negara yang mandiri karena Raja Hasan II terpesona dengan diplomasi2013-04-20 16.29.46 kemandirian negara merdeka Republik Indonesia yang disampaikan mendiang Presiden Sukarno dalam Konferensi Asia Afrika tahun 1955. Sebagai negara kerajaan berkonstitusi Islam, Maroko sadar benar dengan hakikat kemerdekaan & kemandirian. Kemandirian adalah salah satu yang yang diperumpamakan dalam bagian terakhir Hadits periwayatan dari Suhaib Ar Rumi r.a., bahwa Rasulullah Muhammad SAW bersabda, “Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual” (H.R. Ibnu Majah).

2013-04-28 05.25.50Sangat disayangkan bahwa upaya Maroko untuk memiliki keuangan & perbankan Islam yang mandiri selalu dijegal oleh kepentingan Eropa khususnya Perancis. Ada tiga tonggak historis upaya pembakuan keuangan & perbankan Islam yang digagalkan pihak-pihak asing, yaitu tahun 1985, 1995 dan terakhir di 2007. Di 2012 dan 2013 ini, Party of Justice & Development (PJD) yang Islami dan Modern menguasai 105 dari 300 kursi parlemen berhasil membuat Parlemen Maroko meloloskan & menandatangani draft Undang-Undang yang akan membakukan keuangan & perbankan Islam. Insya Allah, Undang-Undang ini segera ditandatangani dan disahkan Raja Muhammad VI di 2013.

Penulis sangat beruntung, atas koordinasi Bapak Duta Besar Tosari Widjaja 2013-04-28 05.41.28melalui Sekretarisnya Husnul Amal Mas’ud dapat bertemu dengan orang kedua yang berkuasa setelah Raja Maroko, yaitu Perdana Menteri Abdelilah Benkirane dari partai PJD dan memberikan penjelasan singkat dalam Fusha Arabic & masukan-masukan dalam bahasa Inggris di forum Komisi Keuangan Parlemen Maroko yang kebanyakan terdiri dari anggota PJD dan juga dihadiri oleh Menteri Najib Boulif yang bertanggung jawab atas General Affairs & Good Governance Maroko. Penjelasan dan masukan-masukan adalah sharing tentang pembakuan keuangan dan perbankan syariah di Indonesia. Di dalam forum ini juga, beberapa anggota parlemen menyampaikan harapannya agar Indonesia dapat menjadi coach bagi Maroko dalam keuangan & perbankan Islam sebagaimana Indonesia pernah menjadi coach bagi Maroko untuk menjadi negara merdeka dari Perancis melalui forum-forum semisal Konferensi Asia Afrika. Dalam kesempatan lawatan selama 1 bulan untuk mempelajari bahasa arab yang lebih komunikatif, penulis juga menyampaikan overview bertajuk Islamic Banking & Finance for Morocco – the Indonesian Way di Asosiasi Persahabatan Indonesia & Maroko yang dikoordinasi oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (Kedubes RI) di Rabat – Maroko. Hadir dalam overview ini anggota-anggota parlemen dari PJD, think tank ekonomi dan budaya Islam seperti para professor dan akademisi dari universitas-universitas terbaik di Maroko, dan tentu saja Bapak Duta Besar beserta para staf & masyarakat Indonesianya yang sangat mendukung kegiatan ini. Secara eksplisit penulis menawarkan kemampuan expertise khas Indonesia dalam forum-forum yang penulis hadiri. Institusi-institusi utama yang penulis sampaikan kepada Kedubes RI sebagai pihak yang standby untuk dilihat sebagai model & dijadikan coach dalam pembakuan keuangan & perbankan Islam Maroko yang berbasis micro finance adalah Bank BRI Syariah & International Center for Development in Islamic Finance (ICDIF) Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) – Bank Indonesia (BI) serta tentu saja Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN – MUI). Buku Kumpulan Fatwa no. 1 – 82 dalam bahasa Arab DSN – MUI sudah ada di Kedubes RI dan anggota parlemen serta think tank pembakuan keuangan & perbankan Islam Maroko. Secara kelembagaan, penulis berharap Fatwa DSN – MUI bisa dikirim dan didistribusikan lebih banyak ke Kedubes RI Rabat disertai dengan skedul-skedul seminar & pelatihan internasional keuangan & perbankan syariah yang diadakan oleh Indonesia untuk dihadiri oleh sahabat-sahabat penting anggota parlemen & think tank dari Maroko.

2013-04-28 05.47.05Salah seorang wali songo Indonesia, yaitu Maulana Malik Ibrahim berasal dari Maroko. Beliau termasuk yang mengawali tersebarnya persaudaraan Islam secara baik di masyarakat Nusantara. Dengan demikian sebagai 2 negeri yang sangat terhubung secara historis dalam silaturrahim ukhuwah Islamiyah, tidak berlebihan kiranya jika Indonesia dapat memfasilitasi Maroko memasuki keuangan & perbankan syariah dengan memberikan training & advisory melalui hubungan formal government to government yang akan menjadi indikator utama keberhasilan Diplomasi Ekonomi Indonesia di mata dunia. Maroko memang “cantik”, “indah” dan “eksotis” untuk dijadikan target Diplomasi Ekonomi Syariah karena posisi negaranya yang menjadi target pariwisata dan bisnis negara-negara Eropa dan Timur Tengah. Produk-produk buatan Maroko sangat mudah diterima oleh Eropa dan Timur Tengah. Bayangkan jika Indonesia berkolaborasi sebagai produsen barang-barang dengan kualitas baik dengan Maroko untuk lebih mudah masuk ke pasar Eropa dan Timur Tengah.

Negara dengan jumlah umat muslim terbesar di dunia tak serta merta menjadikan Indonesia memiliki peran besarMGY-Mariam-Embassy - Compressed dalam ekonomi syariah. Padahal banyak pihak, terutama dari negara-negara Islam di Timur Tengah & umat lainnya seperti negara-negara pecahan uni soviet serta tentu saja Maroko, berharap Indonesia dapat menjadi penengah dengan kemoderatannya dalam membagi kemampuannya untuk menanggapi berbagai rencana penerapan ekonomi syariah yang ada saat ini dengan kemampuan penerapan ekonomi dan keuangan syariah yang ditandai dengan koordinasi baik penerapan fatwa keuangan syariah antara Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia dan Otoritas Keuangan Indonesia.

Sangat ironis jika melihat sikap negara-negara tetangga Indonesia yang berambisi menjadi hub keuangan syariah di Asia dan dunia. Singapura dalam diplomasi ekonomi syariahnya, pernah menyebutkan bahwa salah satu potensi mereka menjadi hub syariah adalah karena bertetangga dekat dengan Indonesia. Saya jadi membayangkan, jika diberi amanah menjadi salah satu pemimpin negara ini, yang tentunya umat Islamnya akan mendukung penuh di semua lini untuk diplomasi ekonomi syariah, maka saya akan mengatakan “Kami siap segala sesuatunya untuk menjadi pemberdaya keuangan & perbankan syariah saudara-saudara kami dari Asia, Timur Tengah atau belahan dunia manapun termasuk Maroko di Afrika Utara paling Barat …. Dan kami adalah negara dengan umat muslim terbesar di dunia yang kaya dengan berbagai kemampuan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah…”




KENANGAN BUAT PAPA

(PADA HUT YUS KE 44 DAN PERKAWINAN PAPA & MAMA Ke 45, 14 JULI 1996)

(Untuk batu nisan)
Papa, …
Engkau adalah tugu kegigihan,
Tugu keteguhan dalam derita,
Tugu ketegaran dalam berjuang,
Tugu kejujuran dalam pengabdian pada agama, bangsa dan negara.
Engkaulah yang terbaik yang pernah kami miliki.

Puisi Kehidupan:

DR. H. ZAINUL YASNI, ANAK DESA RANAH MINANG

DR. H. Zainul Yasni, AlmTerlahir di desa kecil – Payakumbuh, di kaki Bukit Barisan.
Dalam lingkungan keluarga petani sederhana, sebagai ibunda.
Dari ayah seorang da’i musafir’ yang menyiarkan Islam.
Telah membentuk pribadimu sebagai muslim yang kuat.
Surau, mesjid dan pesantren tempatmu menempa iman.
Sekolah dengan ‘kreseh pseh’ nya tempatmu menimba ilmu.
Keduanya telah menjadikanmu seorang muslim yang berpikir.
Bahwasanya Kemerdekaan Indonesia harus dipertahankan dan diisi.

Berpartisipasi pada pemerintah darurat Republik Indonesia.
Turut Bergerilya pada agresi II – Belanda.
Tanpa mengabaikan sekolah, engkau memimpin perlawanan rakyat.
Walau untuk itu pahamu harus ditembus peluru.
Pundak kirimupun remuk terhantam popor senapan bekas penjajah.

Setelah kedaulatan RI berhasil dipertahankan,
Engkau merantau ke Jakarta, … meneruskan pendidikan lebih tinggi.
Dengan ikatan dinas Tentara Pelajar,
Universitas Indonesia terbuka bagi seorang anak desa dari ranah Minang.
Diselingi kerja sebagai guru SMA,
Sebagai sekretaris pada beberapa pejabat negara dan tokoh masyarakat/Islam,
‘Tuk bertahan hidup sederhana di kota besar.

Setelah menyandang gelar kesarjanaan,
Mengabdikan diri pada dunia pendidikan,
Membantu pemerintah daerah dalam pembangunan dan keamanan daerah,
Pencetus ‘crash program’ Sulawesi Selatan dan Tenggara.
Mendidik mahasiswa, partisipasi aktif pada pembangunan dan keamanan daerah…..
adalah pengalaman mendasar.
Meluruskan wawasan, menimba ilmu di manca negara,
Bagaikan garam dari pengalaman hidupnya.

Hatta-Yasni 2Meraih jenjang pendidikan tertinggi dengan bimbingan Bung Hatta.
Menuliskan rangkuman pengalaman membangun daerah Sulawesi Selatan dan Tenggara.
Bercermin pada pengalaman sebab akibat pemberontakan,
Pertentangan umat beragama dengan yang anti Tuhan (Komunis).
Lahirlah suatu keyakinan …
Bahwa dasar dan alat pemersatu agama, bangsa dan negara
Adalah pengertian azas tunggal yaitu Pancasila !

Hijrah ke Jakarta kembali dengan satu bertekad
Membangun pembangunan nasional Orde Baru,
Yang membasmi kaum anti Tuhan dari bumi Indonesia.
Dengan semangat jihad dan bekerja keras
‘Tuk meningkatkan pendidikan dan taraf hidup masyarakat pedesaan
Rintisan hubungan ekonomi dan kebudayaan ke 25 negara Arab,
Merupakan langkah terobosan yang sangat berani.
Berhasil dengan niat baik, dapat dua manfaat satu bonus,
Keuntungan dan pahala, seraya menunaikan rukun Islam kelima,
Seandainya gagalpun tetap dapat satu keuntungan dan satu bonus,
Yaitu pahala, seraya menunaikan rukun Islam kelima.

Didampingi seorang istri bagimu, ibu bagi delapan anak
Wanita yang sabar dan lugu sebagai kembang desa ranah Minang
Berdua berjalan bergandengan tangan mengarungi bahtera hidup
Mengantarkan kedelapan anak-anakmu ke jenjang perguruan tinggi
lahirlah generasi penerusmu yang sigap dan matang,
Termasuk cucu-cucu yang sehat dan soleh.

Ribuan santri telah dihasilkan dari pesantren Darul Salam.
Bukti kepedulianmu untuk pendidikan Islam berwawasan Pancasila dan internasionalisme
Bermula dari wakaf sebidang tanah dan bangunan sederhana,
Sebidang tanah terluas yang engkau miliki.
Insya Allah dapat bermanfaat dan dimanfaatkan untuk masa selanjutnya.

Zainul YasniMelanjutkan sebagai Dubes RI di kerajaan Jordania,
Berhadapan langsung dengan negara Yahudi
Selain tugas rutin membina hubungan bilateral kedua negara
Menahan serangan politik dari komunis di forum Timur Tengah adalah menu harianmu
Terlihat kegigihanmu melaksanakan tugas Abdi Negara,
Walau sebenarnya tubuhmu yang kecil itu sudah lelah.

Sekarang, dalam tidurmu yang abadi.
Tersenyumlah, Papa ….. !
Karena akan ada anak dan cucumu yang mewarisi tekad dan semangatmu,
Cita dan cintamu bagi agama, bangsa dan negara Republik Indonesia.
Tersenyumlah Papa, istirahatlah dengan damai.

Jakarta, 14 Juli 1996
Ananda,

Yusmardi Yasni

KENANGAN BUAT PAPA - Watermark




Ekonomi Swadaja – Membangun Daerah Untuk Kemakmuran Bangsa (Introduction)

Datuk Janggut-Hatta-Yasni 7The Doctor – Zainul Yasni (Muslim Ghafarrah)
Dengan Case Study: Sulawesi Selatan

Dissertasi – Untuk mentjapai gelar doctor dalam Ilmu Ekonomi pada Universitas Hasanuddin di Makassar, atas kuasa Rektor Letkol. Dr. M. Natzir Said S.H.
Dibela dimuka umum dalam gedung Universitas Hasanuddin pada tanggal 26 Pebruari 1968 pukul 9 pagi.

Motto: Menudju pelaksanaan prinsip ekonomi dalam membangun ekonomi Rakjat dan Negara.
– (Mohammad Hatta)

Berpangkal pada tani dan desa
Berkembang dalam industri dan mesin
Berudjung dalam masjarakat Adil dan Makmur
Berdasar Pantja Sila, dalam ampunan Tuhan Jang Maha Esa
– (Crash Program Pangan Sulawesi Selatan)

Untuk: Ibunda, Ajahanda, Istriku An, Anak-anakku Jus, Eddy, Enny, Wati, Hasanuddin, Ina, dan Rita jang kutjintai.

Pengantar

Aksi Zainul Yasni Sebagai Teknokrat 01Perdjuangan memperoleh kemerdekaan mengalahkan pendjadjahan dan perdjuangan mengisi kemerdekaan mengalahkan kemiskinan, telah menempatkan para sardjana kepada bidang tugas penting, jaitu lapangan pengabdian masjarakat, disamping tugas ilmijah dan pembinaan karakter generasi baru Indonesia.

Selama 6 1/2 tahun membantu pimpinan daerah Sulawesi Selatan dalam bidang ekonomi dan pembangunan, disamping mengadjar di Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin, maka uasaha pengabdian itu telah pula merupakan lapangan field research jang sangat menarik dan jang sangat memberikan suatu gairah jang jauh berbeda dengan gairahnja suatu library research dari latji-latji dan lemari perpustakaan. Disini ,,perpustakaan”-nja adalah: alam, ternak dilapangan hidjau, padi disawah, hutan ikan, sungai dan laut serta manusia jang mentjari hidup diatasnja.

thesis jang dikemukakan ini adalah terutama hasil dari pengalaman dan penjelidikan ditempat (on the spot-experiences dan field research) jang demikian itu. -Djakarta, awal tahun 1968-

Pendahuluan

Aksi Zainul Yasni Sebagai Teknokrat 03Swadaja adalah kata sanskrit jang berarti oto-aktivita, jaitu kegiatan produk-kreatif jang timbul dari semangat dan kemauan jang datang dari dalam diri seseorang atau berupa konsensus didalam pergaulan sekumpulan orang atau suatu daerah, didorong terutama oleh kesadaran ekonomis akan kebutuhan hidup.

Dengan demikian swadaja itu mungkin timbul dari perorangan ataupun organisasi. *)-Swadaja berbeda dengan swasembada, jang berarti serba tjukup sendiri (selfsufficiency) dan mendekati pengertian autarki-(*

Terasanja kebutuhan itu ditentukan tidak sadja oleh hal-hal jang datang dari dalam, tetapi banjak pula dipengaruhi oleh semangat dan keadaan disekitarnja, termasuk rentjana-rentjana umum jang ditetapkan oleh pimpinan masjarakat (pemerintah, wibawa pimpinan dan lembaga-lembaga jang dapat mempengaruhi tindakan-tindakan masjarakat).

Dengan demikian, maka swadaja itu pada hakekatnja bukanlah tindakan sepihak dari orang atau kumpulan maupun satuan daerah tadi. Dia sebenarnja merupakan synthese jang terpadu setelah mengalami ,,pergolakan” antara kemauan sendiri atau kumpulan dengan kehendak serta daja tolak dan tarik jang datang dari luar.

Dalam pada itu, pimpinan masjarakat dengan tindakannja setjara swadaja dapat memantjing timbulnja swadaja-Aksi Zainul Yasni Sebagai Teknokrat 04swadaja dalam masjarakat dan dapat pula melingkarinja dengan berbagai tjara incentive dan dis-incentive, bimbingan serta pengarah-an kegiatan, demikian rupa sehingga swadaja jang timbul itu merupakan kegiatan produktif-kreatif jang terpadu dari unsur-unsur individualita dan unsur-unsur kollektivita. Disini hak kebebasan asasi bertaut dengan hak kedaulatan kollektif!

Ekonomi-swadaja, ialah semangat dan pembawaan membangun ekonomi berdasarkan djiwa seperti jang tersebut diatas. Intinja terletak dalam proces ,,tantangan dan sambutannja” (challenge and response) jang setjara praktis ditimbulkan, dibimbing dan diarahkan menudju tingkat kegiatan ekonomi jang lebih tinggi dengan bertitik berat kepada swadaja.

Aksi Zainul Yasni Sebagai Teknokrat 06Ia dapat merupakan landasan pokok (guiding principle) tentang tjara membangun, meskipun ia bukan sistim pada dirinja. Ibarat orang menembak, istilah ini tidak bermaksud menundjukkan sistim dan teori menembak, tetapi hendaknja ia pertama-tama mendjadi sumber semangat dan landasan sikap mental sipenembak (the man behind the gun), jang dengan sendirinja tentu akan berkesan pula dalam pembentukan dan pembinaan sistim dan tjara-tjara pembangunan. Akan tetapi sistim ekonomi Indonesia jang hendak kita bina, – jakni bukan totaliter komunis dan bukan pula liberal kapitalis -, hanja akan dapat tumbuh, berkembang dan berakar, manakala ia didasarkan atas semangat dan pembawaan ekonomi swadaja jang demikian itu.

Aksi Zainul Yasni Sebagai Teknokrat 08Selandjutnja pula dikatakan, bahwa ekonomi swadaja adalah intisari dari demokrasi ekonomi dan kepribadian Pantja Sila jang berlandaskan kebebasan dan keter-arah-an menurut suatu konsensus jang ditetapkan dengan musjawarah bersama. Tiap tindakan ekonomi dan sosial berdasar swadaja jang dengan bidjaksana diarahkan itu tentu akan dilakukan dengan rasa tanggung djawab kepada diri, masjarakat dan Tuhan Jang Maha Esa.

Swadaja jang berkembang adalah pertanda bagi dihormatinja hak-hak asasi manusia dan terlaksananja djaminan hukum bagi milik dan usaha, baik perorangan maupun persekutuan. Bakat dan kesanggupan dapat berkembang. Agama dan kepertjajaan dapat diamalkan. Semuanja itu dalam rangka kerukunan dan toleransi hidup bersama sebangsa dan setanah air, dibawah bimbingan suatu pemerintah pilihan rakjat jang berwibawa dan tjakap serta tangkas dalam menindak unsur-unsur perusak masjarakat. Tanpa iklim jang demikian swadaja tidak akan tumbuh, apalagi akan berkembang!

Dan atas dasar itu pulalah mudah kiranja dipahamkan, bahwa ekonomi swadaja itu bertolak belakang dengan sentralisme ekonomi totaliter, baik fascis ataupun militaris, apalagi komunis!

sedjalan dengan itu,dalam Ketetapan No. XXI tahun 1966, MPRS telah memutuskan untuk memenuhi tuntutan hatinurani daerah dengan memberikan ,,otonomi seluas-luasnja kepada daerah dengan menjerahkan semua urusan kepada daerah berikut semua aparatur dan keuangannja, ketjuali hal-hal bersifat nasional jang akan diatur dan ditentukan dengan undang-undang”.

ketetapan itu mendjelaskan pula, bahwa jang ditudju dengan otonomi luas ialah ,,pendewasaan daerah menudju swadaja dan swasembada dalam segala bidang”, ,,sehingga akan lebih tjepat pula tertjapainja masjarakat Sosialis Pantja Sila”.

Oleh karena bidang ekonomi merupakan bidang jang penting sekali dalam pembangunan, maka kiranja tidaklah akan berkelebihan apabila dikatakan, bahwa sebenarnya ekonomi-swadaja adalah mahkota dari otonomi luas itu!

Demikian ekonomi-swadaja itu selaku landasan pokok dalam menggerakkan pembangunan, dengan sendirinja mempunyai implikasi dalam kebidjaksanaan dan tjara-tjara membangun, guna mentjapai hasil jang sebesar-besarnja dengan biaja sedikit-dikitnja dalam rangka mempertinggi tingkat kemakmuran Bangsa. Hal ini jang hendak didjeladjahi dan hendak kami kemukakan dalam keseluruhan buku ini.

Kami mengambil Sulawesi Selatan sebagai case study dan sebagai arena tempat membuktikan kejakinan kami, adalah karena berpengalaman disamping sebagai Dosen Fakultas Ekonomi Hasanuddin, selama 6 1/2 tahun membantu sekuat tenaga pimpinan masjarakat daerah itu dibidang ekonomi dan pembangunan jang notabene banjak sekali digerakkan dengan membangkitkan dasar-dasar dan semangat swadaja tersebut. Dengan demikian maka kesimpulan-kesimpulan dan thesis jang dikemukakan diperoleh dengan tjara induksi dan pragmatis serta disoroti dengan alam pikiran deduksi dan teori.

kami jakin, bahwa didalam ekonomi-swadaja sebagai landasan pokok jang dikemukakan untuk membangun Sulawesi Selatan itu, banjak terdapat unsur-unsur jang bernilai umum dan dapat digunakan djuga didaerah-daerah lain dalam rangka pembangunan nasional. Tentu Sadja dengan beberapa modifikasi jang bersifat operasionil sesuai dengan kondisi disana, guna mentjapai effisiensi jang sebesar-besarnja.

Inilah sebab-sebab terpenting jang menjebabkan kami memakai istilah ,,Ekonomi Swadaja” untuk djudul dissertasi ini atas dasar kejakinan, bahwa kuntji utama dalam mentjapai tjita-tjita kemakmuran rakjat dalam masjarakat Adil Makmur jang diidam-idamkan itu, untuk bahagian jang integral terletak pada berhasil tidaknja kita mentjiptakan iklim jang serasi guna dapat membangkitkan, memupuk dan membimbing swadaja masjarakat.

Pidato Pelantikan
Oleh
Promotor Prof. Dr. Mohammad Hatta

Hatta-Yasni 2Setelah Rektor Universitas Hasanuddin Letkol. Dr. Mohd. Natzir Said S.H menjatakan, bahwa thesis jang dikemukakan promovendus dalam dissertasinja dengan memuaskan diterima oleh Senat dan karena itu promovendus berhak memakai gelar Doctor dalam Ilmu Ekonomi sesuai dengan peraturan dan undang-undang pendidikan negara, maka Promotor mengutjapkan pidato pelantikan jang diikuti dengan chidmat oleh promovendus dan hadirin.

Promotor Prof. Dr. Mohammad Hatta berkata dalam pidato pelantikannja sebagai berikut:

,,Sdr. Zainul Jasni setelah menamatkan studinja pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia di Djakarta tahun 1959, telah bekerdja sebagai dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar. Selama bertahun-tahun Bunga Hattamenjadi dosen itu ia telah pula mendarma-baktikan tenaganja untuk membantu Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan dengan sekuat tenaganja dibidang pembangunan daerah jang memakan bahagian besar dari waktu dan kegiatannja untuk kepentingan daerah ini.

Dengan sendjata ilmu jang ada padanja, pengabdiannja itu telah memungkinnja untuk memberikan sumbangannja itu dengan tjara jang dapat dipertanggungdjawabkan dari sudut ekonomi. Ia melihat alam dan liku-liku kenjataan hidup di daerah Sulawesi Selatan. Pengalaman itu membawanja kepada field research bertahun-tahun dan dari research itu lahir dissertasinja jang berdjudul: ,,Ekonomi Swadaja”, suatu case study: Sulawesi Selatan. Research dan pengalamannja itu telah membawannja kepada kejakinan ekonomi, bahwa pada swadaja jang berkembang dan dibimbing, terletak pangkal tolak jang sehat bagi pembangunan. Dissertasinja itu telah dibelanja pada hari ini dan hasilnya telah memberikannja hak memakai gelar Doctor dalam Ilmu Ekonomi sesuai dengan undang-undang dan peraturan-peraturan negara jang berlaku.

Selandjutnja saja minta agar Dr. Zainul Jasni meneruskan pengabdiannja itu dimanapun ia berada dan hendaknja combine_imagessering pula menulis didalam atau diluar negeri, agar sari pengalaman dan pengetahuannja itu, jang langsung mengenai perbaikan nasib rakjat banjak, dapat kiranja dimanfaatkan untuk Negara dan Bangsa.

Dalam praktek dapat dirasakan perbedaan teori dan praktek. Ilmu Ekonomi mengupas masalahnja lepas dari ruang dan waktu. Dalam praktek dihadapi pengaruh ruang dan waktu itu jang tidak sedikit atas kongkritisasi dari pada kategori ekonomi. Disini sardjana ekonomi beladjar mengetahui batas-batas pelaksanaan teori ekonomi dalam praktek.

Bolehlah saja sekarang sebagai orang jang pertama memberi selamat kepada sdr. Dr. Zainul Jasni …….”.




The 8 Superbeing Major Chakras

The Hybrid Student – Gunawan Yasni (Muslim Ghafarrah)

1st Chakra – Red – The Kundalini Chakra, at the base of your Spine keeps you grounded in the physical world. It creates the necessary balance and stillness to succeed in your ambitions and dreams

2nd Chakra – Orange – Just beneath your Navel, this Chakra governs the release of sexual and emotional energy. It enables you to be in balance with your emotions, thus diffusing any build-up of anger

3rd Chakra – Yellow – Located in your Solar Plexus, this Chakra is the seat of your emotions. Its fire and sun energy is what drives your personal power

4th Chakra – Green – The Heart Chakra, is of vital importance. It circulates love, balance and compassion, and keeps your immune system strong and powerful

5th Chakra – Blue – The Throat Chakra, is tied to creativity and communication, expansion and excitement. You may even feel pressure in the throat when you’re not able to properly communicate your emotions

6th Chakra – Indigo – The Third Eye Chakra, keeps your psychic and clairvoyant abilities flowing. It is the Pineal Gland, which is like a physical eye with the capabilities of looking upward

7th Chakra – Violet – The Crown Chakra, this connects you with the higher realms. It governs thought, spiritual connection, understanding, knowing and bliss

8th Chakra – White – The energy centre of divine love, of spiritual compassion and spiritual selflessness. The energy centre that holds your karmic residue




Invesment In Islamic Human Resources

The Hybrid Student – Gunawan Yasni (Muslim Ghafarrah)

“A strong Muslim, is better and more beloved by Allah than a weak Muslim” (H.R. Bukhari Muslim).

DSC_0029The economic value of a nation is greatly determined by the quality of the individual citizens. Therefore, investment in human resources will determine the capacity and economic productivity of a nation. Investment in human resources will not only enable a Muslim to be a professional in his field, but as to be physically, mentally, and spiritually resilient to face all kinds of obstacles, whether in his work, or life in general. In the last several years, Muslim professionals, as well as other professionals, are actively seeking mental and spiritual enlightenment as an internal re-investment process in themselves to be more prepared to face all the obstacles. The method of mental and spiritual enlightenment is believed to able to improve physical and spiritual abilities so that physical as well as non-physical illnesses will be avoided.

In fact, a comprehensive investment in human resources can be done in modern Islamic schools through the teaching of physical knowledge, spiritual knowledge, and martial arts to produce healthy and resilient islamicDSC_0031 professionals. Islamic martial arts, when taught by the practitioner of Islamic Base Defensive Art (IBDA) has the benefit to increase mental/spiritual intelligence, physical fitness, and for healing purposes of physical and non-physical illnesses. Islamic martial arts may hold an important role in the continuing quest of investment in islamic human resources.

SELF PROCESSING-A PROCESS

“O you who believe! Endure and be more patient (than your enemy), and guard your territory by stationing army units permanently at the places from where the enemy can attack you, and fear Allah, so that you may be successful.” (Q.S. Ali-Imran : 200).

Self processing through learning of martial arts can be divided into 2 stages :

1. Physical Practice are practices of martial arts routines such as karate, taekwondo, and other martial arts, as a DSC_0048combination of isometric practice (to strengthen the tone of muscles, which will improve muscle strength and bone mineralization) and isotonic (to improve muscle flexibility, increase blood flow and develop blood vessel resiliency
2. Breathing Exercises and Inner Strength are the continuation of physical practice, where the students follow a method of breathing and more specific movements, coupled with dzikir (usually Asmaul Husn), to collect Illahiyah energy to be converted to bio-energy (inner strength). The result of this practice is having great inner strength as a defensive as well as healing power. Meditation and dzikir are one way to improve inner strength by collecting Illahiyah energy and improving spiritual intelligence, as a way to be closer to Allah SWT.

We can witness the case of the Japanese people, who sucessfully ‘forced’ their high school and university students to inherit the ‘bushido’ spirit of the Samurai, by practicing traditional Japanese martial arts such as Karate, Judo, and others, which results in the tremendous work ethics and productivity of the Japanese and turned them into an economic Super Power.

An illustration of Islamic martial arts can be seen in the hadits and the sayings of the Sahabat :
Of Ali r.a. upon fighting a feared and well known Quraisy fighter, Rasulullah SAW said of his resolve, “On this day (critical day) the embodiment of Iman will face the embodiment of Kafir; there are no swords but Dzulfikar and no Man but Ali”

Whereby Ali r.a. replies to Rasulullah SAW’s praise of his physical, mental, and spiritual toughness in the face of the DSC_0050Qufar. : “There is no knowledge that I hold, save the knowledge Rasulullah SAW have imparted to me.”

Martial arts and Islamic inner strength with Allah SWT blessing can be one of the steps following investment in islamic human resources, in order to produce professionals who are tough physically, mentally, and spiritually. They will be full of optimism, motivated, humble, and tawwakal to Allah SWT. With those quality of human resources, the nation can achieve better results, with more productivity and more resilience in facing the challenges of work and life.